Reporter : Stephanus
Redaktur : Hani Maulia
Restu saat menerima penghargaan Mahasiwa Berprestasi
Untita 2017 di Kampus A Untirta, Serang, pada Rabu (17/1/2018). (foto: instagram
Untirta Kita)
Restu Gusti
Monitasari kelahiran Juni 1998
di Menes, Pandeglang, Banten, sosok perempuan yang pada Januari 2017 kembali
mendapatkan apresiasi dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) sebagai
Mahasiswa Berprestasi (Mapres) Untirta 2017. Mungkin beberapa dari kalian kenal
sosok wanita yang sangat ramah ini
namun mungkin juga ada yang belum tahu tentang dirinya.
Cerita
kali ini datang dari sosoknya, baginya sampai saat ini ia merasa kesempatannya
menempuh studi di bangku kuliah adalah anugerah terbesar yang diberikan Tuhan sebagai jalan untuknya meraih berbagai prestasi.
Pasalnya ia bercerita bagaimana awalnya
ia tidak menyangka sama sekali bahwa dia akan pergi menimba ilmu untuk gelar
sarjana, ia berfikir bahwa itu tidak mungkin. “Saya kuliahpun adalah suatu hal yang aneh
di kampung
saya,”
ujarnya. Karena
saat di bangku Sekolah
Menengah Atass (SMA) ia
kurang mempunyai prestasi yang membanggakan, pun masih harus membayar tunggakan yang ada di SMA. Hidup hanya
bersama sang ibu membuatnya berfikir untuk mencari pekerjaan di Jakarta di sela waktu menunggu
kelulusannya.
Namun sebelum itu teman-teman SMAnya mengajak untuk mendaftar
untuk seleksi SNMPTN tapi rasa tidak percaya diri terus menghampiri dirinya.
Namun temannya
terus mengajaknya hingga akhirnya ia mengikuti saran temannya. Dan ia pun
juga mencoba mendaftar untuk beasiswa bidikmisi, dengan berbagai bantuan dari
temannya segala persyaratan dari beasiswa bidikmisi itupun dapat dikumpulkan
sebelum waktunya. Setelah
pendaftaran kuliah dan beasiswa selesai, ia pun ke Jakarta untuk bekerja di sebuah pusat
perbelanjaan disana.
Kurang lebih tiga minggu ia
bekerja kemudian dirinya mendapat kabar bahwa ia lolos SNMPTN dan administrasi beasiswa Bidikmisi, ia pulang dan
mempersiapkan dan tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Di awal pertama menempuh kuliahnya di Fakultas Hukum Untirta pada 2015, ia
dianugerahi
sebagai peserta terbaik pada saat Masa
Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB) Fakultas Hukum saat
itu. Di tahun
pertamanya pula ia berkesempatan bersama
mahasiswa Bidikmisi lain menjadi delegasi Untirta untuk Lomba Debat Nasional mahasiswa
Bidikmisi
2015, yang
dimana merupakan pengalaman pertamanya untuk mengikuti lomba tersebut. Saat SMP dan SMA ia hanya beberapa
kali pernah menjuarai lomba puisi yang jelas sangat berbeda dengan ranah debat
yg sekarang ia tekuni. Namun dari situlah motivasinya terbangun.
Kemudian pada tahun 2016
ia mulai banyak menjuarai berbagai
lomba debat. Prestasinya dalam lomba
debat antara lain; Juara 1 lomba debat hukum PKIM FH Untirtra (2015), Juara 2
Lomba Debat Agribisnis tingkat Universitas (2016), Lomba Debat Hukum Tingkat
Daerah (2016 diselengarakan
UIN SMH Banten), Juara 1 National Moot Court Competition 2016, Juara 1 Lomba
Diskusi Argumentasi Bela Negara (Parade
Cinta Tanah Air (PCTA) 2017), Juara 3 Lomba Debat Tingkat
Nasional 2017 oleh Asf Untirta. Berbagai pencapaian itulah yang membuatnya diapresiasi
oleh pihak kampus Untirta
sebagai Mahasiswi
Berprestasi di tahun 2017 dan juga 2016. Selain itu ia juga menjadi Runner Up
Duta Fakultas Hukum 2017,
dan juga Finalis Duta
Jilbab Untirta 2017.
Hingga Kini banyak sekali hal yang
motivasinya untuk terus mengukir prestasi. Kenapa di ranah debat? Ditanya begitu ia menjawab dengan berbicara itu
rasanya orang lain bisa mendengar bisa saling memahami dan dari situlah ia merasa
bahwa mugkin akan ada perubahan dengan cara seperti ini. Kesibukan Restu saat
ini ia tengah mempersiapkan dirinya sebagai delegasi untuk Debat Nasional MPR
pada April 2018 nanti. Ia juga mendapat amanah untuk menjadi bendahara umum di
PCTA Banten, yang pengurusnya merupakan alumni yang pernah menjuarai PCTA yang
diadakan Kementreian Pertahanan pada waktu
sebelumya. Selain itu Restu juga aktif mengurus Komunitas Hijrah Untirta
yang mana mewadahi akhwat-akhwat muslimah yang ingin sama-sama berhijrah.
Ia juga membagi cerita tentang ambisinya untuk dikenal
banyak orang karena prestasinya, dimana dengan itu ia bisa menunjukan bahwa,
putra-putri bangsa yang ada di daerah juga bisa meraih prestasi-prestasi yang
tidak kalah dan setara dengan orang-orang di kota besar. Dan dengan itu juga ia dapat membagi cerita hidupnya untuk
dapat diambil hikmahnya dan membawa perubahan untuknya. Selain itu ia juga
ingin menumbuhkan motivasi di setiap orang khususnya setiap mahasiswa yang baru
masuk kuliah untuk terus semangat berprestasi tanpa peduli siapa dia saat SMA, tanpa
peduli dari mana ia berasal.
“Karna pada hakekatnya semua manusia sama di mata
Tuhan, bahkan hukumpun mengatakan hal yang sama. Saya ingin dengan cerita saya
yang seperti itu, yang hanya hidup dengan seoranng ibu, dengan rumah yang jauh
dari kota, ketika saya dikenal nanti khususnya dengan prestasi. Saya ingin membagi kepada mereka bahwa semua bisa
kita lakukan kalau kita mempunyai niat dan sadar kalau Tuhan itu memberikan hal
tersebut kepada kalian, dan yang
terpenting itu sejauh mana kita mampu bersyukur begitulah semuanya akan terus
terjadi,” ungkapnya Minggu (4/3). (STV/HNI/NEWSROOM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar