|
Senin, 19 Maret 2018
New
Penutupan Ruang Demokrasi Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten
Reporter : Andhika Firman Agung
SERANG - “Kami sudah memutuskan, bahwa kami tidak percaya
kepada Bapak Jokowi” ujar Imam Ramawi, salah satu anggota Aliansi Mahasiswa
Provinsi Banten (14/03). Ditemui di Universitas Islam Negeri Sultan Maulana
Hasanuddin (UIN SMH), Imam mengaku kecewa atas tidakan aparat keamanan yang
menghalangi organisasi-nya dalam menyampaikan apirasi.
Tepat pada hari Rabu (14/03), Aliansi Mahasiswa
Provinsi Banten mengadakan unjuk rasa di depan UIN SMH sehubungan dengan kunjungan kerja Presiden Republik
Indonesia, Joko Widodo, ke Kota Serang. Imam menambahkan, ia dan Aliansi
Mahasiswa Provinsi Banten akan memanfaatkan kesempatan tersebut demi
tersampainya aspirasi masyarakat melalui tangan mereka.
Dimulai sekitar pukul dua siang, aksi ini seketika
terhalang oleh aparat kepolisian. Ketika hendak menuju ke tempat aksi yang
direncanakan, aparat kepolisian mendahului Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten
dan kemudian bergegas menutup gerbang utama UIN SMH. Tindakan aparat tersebut
mengakibatkan rombongan aksi tersendat dan tidak diperbolehkannya mereka
melakukan aksi di luar kampus.
Rosisdiq selaku Kabag Ops Polres Kota Serang mengaku
bahwa sebelumnya tidak ada koordinasi dari Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten
terhadap pihak kepolisan akan diadakannya aksi di hari kunjungan RI 1. Walau
tanpa permohonan izin sebelumnya, Rosidiq dan pihak kepolisan tetap
memperbolehkan jalannya aksi yang diikuti oleh rombongan mahasiswa tersebut.
“Ya kita antisipasi saja, jangan sampai mahasiswa berbuat
anarkis. Silahkan untuk dibicarakan permasalahannya. Yang penting jangan sampai
menghambat jalur lalu lintas” tutur Rosidiq (14/02). Ia juga menambahkan semua
aparat gabungan Kota Serang, dari Polda, Polres hingga TNI, turun untuk
mengamankan aksi ini.
Aksi sempat mengalami chaos ketika salah satu aparat kepolisian mencabut paksa spanduk
milik rombongan aksi yang diikat di masing-masing sisi gapura UIN SMH. Tidak
berhenti sampai di situ, pihak kepolisian juga melemparkan gas air mata guna
membubarkan rombongan aksi.
“Ini adalah penutupan ruang demokrasi. Ini adalah
bentuk yang sangat mengecewakan bagi kami semua. Seharusnya aparat kepolisian
membuka saja gerbang-gerbang ini, agar mahasiswa lebih mudah menyampaikan
aspirasinya. Kita sudah berkomitmen tidak akan ada kerusuhan kalau seandainya
gerbang ini tidak ditutup” ungkap Arman yang juga terlibat dalam rombongan
aksi.
Dalam aksi tersebut Aliansi Mahasiswa Banten
mengajukan beberapa tuntutan diantaranya menuntut pendidikan ilmiah yang
demokratis dan gratis, menuntut sistem kesehatan yang layak bagi masyarakat
menengah ke bawah, menolak politik upah murah, dan yang terakhir menuntut poin-poin
penutupan ruang demokrasi seperti RUU KUHP atau UUMD3 agar dihilangkan.
Melihat kejadian tersebut, Harry Praptomo, Komandan Distrik Miiter 0602 Serang,
berpendapat bahwa apa yang dilakukan aparat kepolisan adalah suatu bentuk untuk
menghormati kedatangan Bapak Presiden. “Ya
ini kan sedang ada pengamanan RI 1, seyogyanya pada saat Bapak datang kesini,
kita hargai beliau sebagai simbol negara. Sepatutnya tidak ada demo-demo yang
istilahnya menggangu jalannya kunjungan presiden” tambah Harry.
Selain pencabutan spanduk, aparat keamanan juga
memanggil dua buah truk kontainer. Pemanggilan kedua truk tersebut bertujuan
menutupi rombongan aksi dari penglihatan Joko Widodo ketika melewati Jalan Jendral Sudirman yang merupakan tempat
berjalannya aksi.
Aksi ditutup dengan kekecewaan para anggota dari
Aliansi Mahasiswa Provinsi Banten yang tidak dapat menyampaikan aspirasinya dihadapan
Presiden Republik Indonesia. (AFA/FZK/NEWSROOM)
About News Room FISIP
SoraTemplates is a blogger resources site is a provider of high quality blogger template with premium looking layout and robust design. The main mission of SoraTemplates is to provide the best quality blogger templates.
politik
Label:
politik
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar