Reporter : M. Reza Pratama
Redaktur : Agnes Yusuf
Internasional Women’s Day (Foto:
KAGUM-hotel.com)
Serang (02/03), Hari Perempuan Internasional
(Internasional Women Day’s) yang jatuh pada tanggal delapan Maret ini merupakan
hari dimana para perempuan di kota New York di tahun 1850-an melakukan beberapa
protes dan aksi damai, yang menentut hak-hak mereka sebagai perempuan di dalam
dunia pekerjaan dan kesetaraan perempuan terhadap laki-laki. Semenjak kejadian
tersebut, perempuan di berbagai belahan dunia
sudah mulai bangkit untuk menegakkan hak-hak mereka sebagai perempuan.
Dengan adanya berbagai aksi damai di dunia, akhirnya
pada tahun 1975 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan delapan Maret
sebagai besar perempuan yang lebih dikenal dengan Internasional Women’s Day.
Dengan telah ditetapkannya Internasional Women’s Day, organisasi-organisasi
perempuan di dunia menggelar acara-acara yang berskala cukup besar untuk
menghormati peran dan prestasi perempuan.
“Setelah aksi pada tanggal empat Maret di dunia
barat, semua aliansi pergerakan perempuan barat, membuat gerakan di dunia barat
1987, itu adalah Internasional Women’s Day, yang dimana semua tuntutan tentang
pelecehan seksual, tentang LGBT, diskriminasi perempuan, kesetaraan gender dan
penghapusan kelas kedua perempuan dihapuskan disitu”, ujar Tasya Octaviani
Purba selaku Ketua dan Pendiri Barisan Perempuan Banten (BaPer Banten) saat
ditanyai mengenai Internasional Women’s Day.
Menurutnya, Internasional Women’s Day merupakan suatu momen yang tepat untuk
perempuan menyuarakan hak-hak nya. Dimana perempuan pada masa lalu itu
merupakan kelas kedua atau masih dibawah laki-laki, yang hak-haknya masih
sangat terbatas.
Dengan banyak kejadian di masa lalu yang menyudutkan
perempuan, Tasya dan teman-temannya membentuk Barisan Perempuan Banten (BaPer
Banten) yang terbentuk ketika kasus Gubernur Perempuan Banten, yang merupakan
Perempuan pertama dan satu-satunya sebagai Gubernur Banten yang dianggap telah
merusak citra perempuan dan membantu perempuan-perempuan yang menjadi korban
pelecehan seksual.
BaPer Banten sendiri telah melakukan serangkain
acara dalam memperingati Internasional Women’s Day, Diantaranya dialog Publik
yang telah diselenggarakan pada satu Maret lalu dan pada tanggal empat Maret
BaPer Banten ikut berpartisipasi dalam acara parade mengenai Internasional
Women’s Day yang akan dilaksanakan dari Stadion Maulana Yusuf sampai ke
Alun-Alun Kota Serang.
Lalu menurut Triana Kurnia Wardani anggota dari
Serikat Perempuan Indonesia (SERUNI) Internasional Women’s Day merupakan momen
penting yang mampu menyatukan perempuan dari semua sektor dan golongan, namun
kekurangannya adalah Internasional Women’s Day merupakan hari dimana semua
aliansi gerakan perempuan berkumpul, namun mereka hanya mewakili
perempuan-perempuan yang ada di perkotaan saja, tetapi perempuan-perempuan yang
ada di daerah-daerah terpencil masih belum terwakili suara-suranya seperti
buruh tani perempuan di desa. (MRP/AYT/Newsroom).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar